Waspada Pembalut Berbahaya Pemicu Kanker Serviks

Waspada Pembalut Berbahaya Pemicu Kanker Serviks

Beredar pemberitaan mengenai pembalut berbahaya tentu mengagetkan kita sebagai pengguna setia dari pembalut setiap bulannya. Pasalnya setiap bulan wanita mengalami menstruasi ketika sel telur mereka tidak dibuahi.

Peristiwa luruhnya dinding rahim yang berimbas pada keluarnya darah dari organ intim wanita. Darah yang seringkali dituding membuat daerah organ intim menjadi gatal, bau atau bahkan lecet.

Nah ternyata bukan hanya itu saja, ada akibat lain yang lebih membahayakan dari rutinitas menstruasi itu. Apalagi jika bukan kanker rahim yang cukup ditakuti kebanyakan kaum wanita. Kanker ini ternyata bisa berasal dari penggunaan pembalut sekali pakai.

Pembalut yang dibuat dari bahan kapas dan kertas yang diolah sedemikan rupa hingga mempu menyerap darah menstruasi yang keluar.

Sejarah pembalut wanita

Menstruasi sejatinya memang dialami para wanita ketika mereka tidak sedang mengandung. Itulah sebabnya sejak dulu perkara mestruasi memang sudah menjadi kodrat alam yang harus dilalui para wanita. Untuk pembalut sekali pakai (disposable pads) mulai dikenal di tahun 1900-an.

Idenya tentu berasa dari hebatnya kemampuan kain kasa yang terbuat dari bubur kayu untuk menyerap darah. Ketika seseorang mengalami luka berat yang terjadi saat perang. Kain kassa menyerap darah dengan cepat. Itulah sebabnya perusahaan pembuat kain kassa inilah yang pertama kali memproduksi pembalut sekali pakai.

Dari yang mulanya menggunakan belt lalu diganti dengan menggunakan lem untuk merekatkan pembalut tersebut dengan celana dalam. Bahan pembuatannyapun terus mengalami perkembangan.

Mulai dari yang menggunakan wood fiber dan cotton fiber hingga bahan penyerap cairan berbentuk gel. Terakhir yaitu berbagai bahan pembalut yang dapat kita temukan pada pembalut-pembalut yang beredar di masyarakat dunia sekarang ini. Termasuk bahan bubuk kayu dan limbah pakaian.

Ciri Ciri Pembalut Berkualitas

Jika berbicara mengenai kualitas pembalut tentu kita perlu menyinggung mengenai kebutuhan wanita akan pembalut. Terutama mereka yang memang lebih nyaman menggunakan pembalut dibandingkan alat penampung darah menstruasi lainnya seperti tampon atau menstrual cup yang rupanya tidak banyak diketahui banyak orang di Indonesia.

Itulah sebabnya yang lebih banyak digunakan adalah pembalut sekali pakai yang dirasa lebih mudah dan praktis digunakan kebanyakan wanita.

Pembalut berkualitas yang dibutuhkan wanita tentunya dengan berbagai proioritas sebagai berikut:

  • Memiliki daya serap yang tinggi
  • Bahannya lembut
  • Memiliki perekat yang bisa melekat dengan kuat
  • Nyaman dipakai dan tetap kering

Zat Berbahaya pada Pembalut

Untuk memenuhi kebutuhan para wanita akan pembalut semua perusahaan pembuat pembalut tentu dengan berbagai komposisi bahan yang berbeda. Ada 2 zat yang ternyata berbahaya dalam pembalut ini yaitu dioxin dan klorin.

Dioxin adalah hasil sampingan dari proses pemutihan (bleaching) yang digunakan di pabrik kertas yang salah satunya digunakan untuk pembalut. Dioxin bisa masuk melalui rahim melalui uap yang terjadi ketika darah mestruasi mengenai permukaan pembalut.

Selanjutnya diserap ke dalam rahim melewati saluran serviks, kemudian ke uterus melewati tubavalopi hingga berakhir di ovarium.

Akibatnya yaitu iritasi, keputihan, gatal-gatal, myoma, radang panggul yang dapat menimbulkan masalah reproduksi seperti endometriosis yang bisa menjadi pemicu kemandulan, dan berbagai gangguan organ reproduksi lainnya.

Itulah sebabnya bahaya ini menjadi lampu kuning untuk membuat kita waspada dalam memilih pembalut yang rutin kita gunakan setiap bulannya.

Peraturan Tentang Penggunaan Zat Berbahaya dalam Pembalut

Tahun 1996 Menkes mengeluarkan peraturan dalam peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 472/Menkes/PER/V/ mengenai pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan yang mencantumkan klorin dalam pembalut sifatnya racun dan penyebab iritasi.

Sementara bahaya dioxin merupakan rekomendasi dari FDA (Food & Drug Administration) yang merekomendasikan pembuatan pembalut sekali pakai ini harus bebas klorin karena tidak aman untuk kesehatan organ intim wanita.

Hal ini berdasarkan penemuan bahwa ternyata terdapat tambahan bahan bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. Penemuan ini dilakukan oleh peneliti dari YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) yang tentunya mencoba untuk memperjuangkan hak konsumen untuk mendapatkan pembalut yang aman digunakan.

Pengujian yang dilakukan yaitu uji labolatorium dengan analisis kimia spektrofometri oleh TUV NORD Indonesia yang telah terakreditasi. Hal ini dituturkan oleh Arum Dinta peniliti YLKI pada Juli 2015.

Menurut Maura Sitanggang Direktur Jendral Bina Kefarmasian dan alat kesehatan dari Kementria Kesehatan kemampuannya mengeluarkan uap saat terkena darah menstruasi yang sifatnya panas.

Uap yang mungkin masuk ke tubuh dan menjadi zat yang dapat membahayakan organ reproduksi wanita. Itulah sebabnya pembalut wanita yang baik haruslah bersih, tidak menandung kotoran atau zat asing, tidak berbau, tidak menyebabkan iriasi atau efek lain yang berbahaya bagi organ intim.

Menguji Pembalut Berbahaya

Tes Pertama:

Teteskan 35 hingga 50 ml/cc air pada permukaan pembalut yang akan diuji. Air digunakan sebagai pengganti dari darah menstruasi.Diamkan hingga meresap lalu tekan dengan menggunakan selembar tisu yang disimpan pada permukaan pembalut tersebut.

Penekanan ini akan terjadi ketika seorang wanita yang sedang menstruasi duduk atau gerakan lain yang menimbulkan tekanan pada permukaan pembalut.Lihat permukaan tisu, jika basah itu menandakan bahwa pembalut tersebut memiliki daya serap yang buruk. Semakin basah tisu semakin buruk daya serap pada pembalut tersebut.

Daya serap buruk pada pembalut salah satu indikasi bahwa pembalut tersebut berbahaya karena darah yang menstruasi yang mengandung banyak bakteri selain membuat rasa tidak nyaman juga dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan alat reproduksi mulai dari gatal-gatal, iritasi, dll.

Tes Kedua:

Siapkan 1/2 gelas air putih pada gelas yang bening untuk memudahkan kita melihat perubahan yang terjadi pada air.Sobek pembalut untuk mengambil bagian dalam dari pembalut tersebut mulai dari kapas, gel, dll yang terdapat dalam pembalut.Masukan isian pembalut tersebut ke dalam gelas lalu aduk.

Jika bagian inti pembalut hancur menyerupai bubur kertas dan membuat air berubah keruh itu artinya pembalut tersebut menggunakan bahan yang tidak berkualitas. Termasuk di dalamnya zat pemutih yang dituding mengandung klorin dan dioxin yang membuat pembalut tersebut masuk ke dalam pembalut yang berbahaya.

Artikel Sebelumnya5 Manfaat Buah Manggis Bagi Kesehatan Tubuh
Artikel Berikutnya10 Cara Optimalkan Kerja Metabolisme Tubuh